Obligasi menjadi tren terkini dalam produk investasi. Banyak dari masyarakat yang sudah mengalihkan pilihan investasinya menuju obligasi. Perlu diketahui juga bahwa obligasi adalah surat utang yang melibatkan “penerbit” atau yang awam disebut peminjam atau debitur, lalu ada “pemegang” atau orang yang memberikan pinjaman, dan “kupon” yang berarti bunga yang harus dibayarkan oleh debitur kepada kreditur.
Sebenarnya obligasi dan saham termasuk instrument keuangan yang di sebut dengan sekuriti (surat utang) namun bedanya adalah pemilik saham adalah bagian dari pemilik perusahaan penerbit saham, sedangkan pemegang obligasi hanya berperan sebagai kreditur atau pemberi pinjaman yang diberikan kepada penerbit obligasi atau debitur. Obligasi juga biasanya memiliki jangka waktu yang telah ditetapkan sedangkan saham dapat dimiliki selamanya. Ini pula yang bisa mempengaruhi harga obligasi dipasaran
Baca Juga : Ini Pilihin Investasi Dengan Risiko Rendah
Pada akhir tahun ini diperkirakan akan ada tiga sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan harga obligasi, diantaranya
Pergantian Pimpinan Eksekutif Hong Kong
Seperti kita tahu bahwa akhir-akhir ini Hong Kong selalu dilanda konflik, diyakini bahwa dengan bergejolaknya kondisi di Hong Kong mempengaruhi pula pasar obligasi dunia. Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam kemungkinan besar akan diganti. Mengingat bahwa beliau sudah sejak lama mengajukan pengunduran diri dari jabatan yang di dudukinya.
Kegagalan Brexit
Anggota parlemen Inggris memilih untuk menolak kerangka waktu untuk meninjau Undang-undang yang berhubungan dengan Brexit. Dari kejadian ini dapat dipastikan bahwa Inggris tidak akan meninggalkan dan memisahkan diri dari Uni Eropa hingga 31 Oktober mendatang, dan Uni Eropa juga akan memberikan perpanjangan dalam hal pencegahan agar Brexit tidak terlaksana.
Menguatnya pemakasan suku bunga acuan dari Bank Indonesia dan The Fed
Menyusul pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa, Bank Indonesia diprediksi akan kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Indonesia masih menjadi negara emerging market yang relative stabil sepanjang oerang dagang yang berlangsung antara Amerika Serikat dengan China dan dengan perlambatan ekonomi yang ada.
Baca Juga : Produk Investasi Terbaik Untuk Para Milenial
Artikel blog ini ditulis oleh Koperasi Namastra, koperasi digital pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pembiayaan yang diberikan kepada kelompok wanita produktif yang tergabung dalam Kelompok Mandiri Sejahtera (KMS) yang akan digunakan untuk modal usaha dan membuka opsi investasi dengan pembagian profit yang jelas bersama Koperasi Namastra.
Koperasi Namastra secara resmi terdaftar dan diawasi oleh Dinas Koperasi.